Rss Feed

Artikel Ilmiah Pertanian Berbasis Web

My Campus


Segores Pelangi Mewarnai Pertanian Bangsa Guna Meningkatkan Pangan Negara dengan Merintis Peternakan Kelinci di Desa Neglasari Kabupaten Bogor

B

angsa Indonesia, seperti yang telah diketahui bersama merupakan bangsa yang kaya akan sumber daya alam yang terkandung di dalamnya, oleh karena itulah Indonesia disebut sebagai negara agraris. Pemanfaatan sumber daya alam secara maksimal akan sangat membantu Indonesia dalam tugasnya untuk mewujudkan negara yang maju dan mandiri dengan ketahanan pangan yang tinggi. Hal ini mulai dilaksanakan dengan : 1. Mencintai produk-produk yang diciptakan oleh bangsa sendiri, seperti lebih memilih makan mie bihun yang terbuat dari tepung beras yang tumbuh dari tanah Indonesia daripada makan mie instan berwarna kuning yang terbuat dari gandum yang tumbuh di tanah negara lain (admin 2010). 2. Mengadakan pemuliaan terhadap flora maupun fauna yang pada akhirnya akan dipublikasikan dan disebarluaskan oleh pemerintah pada masyarakat Indonesia terutama masyarakat pedesaan yang memiliki peran penting dalam perkembangan pertanian bangsa. Pemuliaan ini dimaksudkan agar hasil produksi pertanian yang diperoleh meningkat mutunya.
Salah satu cara yang digunakan dalam penyebaran informasi tentang benih maupun teknologi baru dalam bidang pertanian kepada masyarakat guna peningkatan pangan dilakukan dengan mengadakan penyuluhan yang difasilitasi melalui program Bina Desa Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Kegiatan Bina Desa ini dimulai sejak tanggal 8 Mei 2010. Kegiatan ini dilakukan karena penduduk desa menghadapi berbagai tantangan  yang mempengaruhi potensi pembangunan atau pengembangan hasil pertanian , yaitu:
a. Terbatas atau rusaknya sumberdaya alam,
b. Terbatasnya kebijakan dalam pengembangan teknologi produksi,
c. Jeleknya infrastruktur (transportasi) dan tidak memadainya perhatian dari institusi pendukung pembangunan (pendidikan, kesehatan, investasi),
d. Marjinalnya sosial budaya (hak tanah dan tenure),
e. Terbatasnya kesempatan ekonomi lokal.
Keterbatasan para pelaku dan pemikir pembangunan dalam memahami karakteristik lingkungan sosial, ekonomi, budaya dan politik, serta lingkungan biofisik  dalam pembangunan pedesaan menjadi salah satu faktor penting munculnya tantangan tersebut (Guru Besar PT BHMN 2010). Semua tantangan yang ada telah menjadi cambuk untuk lebih bersemangat dalam meningkatkan produktivitas pertanian sehingga mampu meningkatkan ketahanan pangan bangsa.
Fokus kegiatan Bina Desa Fakultas Peternakan IPB kali ini adalah mengembangkan peternakan domba yang telah berlangsung sejak awal tahun 2009 dan merintis peternakan kelinci di desa Neglasari Kecamatan Darmaga Kabupaten Dramaga Bogor. Menurut pemerintah daerah setempat, kemungkinan besar ada rencana akan menjadikan desa Neglasari sebagai desa kelinci. Agenda yang awal sekali dilaksanakan adalah pembekalan komunikasi bagi peserta Bina Desa. Ini dilakukan agar saat mahasiswa berada di desa dan bertemu dengan para peternak, mereka tetap percaya diri dan mampu  menggunakan istilah peternakan yang umum di masyarakat agar mudah dimengerti. Tanggal 15 Mei 2010 pukul 06.00 WIB, para peserta Bina Desa berangkat bersama menuju MT FARM. MT FARM merupakan tempat peternakan domba. Mulai dari membersihkan kandang sampai mencukur bulu domba semua dilakukan oleh peserta. Dengan belajar mengelola domba dan hasil produksinya, peserta Bina Desa mampu mengembangkan ide agar dapat tercipta produk-produk berbahan dasar hasil ternak domba misalnya:
a.       Bulu domba selain dapat dibuat kain, juga dapat digunakan sebagai pelengkap kerajinan tangan,
b.       Daging domba dapat diolah kembali menjadi makanan seperti sosis, kornet, dendeng, baso dan lainnya,
c.       Kotoran domba dapat digunakan untuk pupuk bahkan bahan bakar yang ramah lingkungan.
Dalam mengelola ternak, perlu diperhatikan kesehatannya. Tak jarang di dengar bahwa ada ternak yang terserang penyakit antrak. Penyakit ini bisa dikatakan lebih berbahaya dari flu burung, karena virus flu burung akan mati apabila dimasak di atas 100°C, sedangkan virus antrak tidak (Anonim 2009). Menyebarnya penyakit ini bisa berakibat fatal pada jumlah ternak, karena daging maupun bagian lain dari hewan yang terinfeksi antrak tidak bisa digunakan untuk apapun. Virus antrak yang menginfeksi manusia dapat menyebabkan kematian dengan gejala kejang-kejang dan terkena diare (Dian Sulistyo 2010). Virus antrak bisa dirusak oleh makrofag dan sel neutrofil dari sistem pertahanan tubuh (Anonim 2010).
            Untuk berternak kelinci, dilihat dari segi perawatan lebih mudah dibanding domba karena ukuran tubuh dan kandangnya yang lebih kecil. Dari segi harga pun lebih terjangkau. Hasil olahan produksi ternak kelinci tidak jauh beda dengan hasil olahan pada domba. Hasil olahannya berupa:
a.       Daging kelinci bisa dibuat sate, sosis, kornet, dan lainnya.
b.       Kotorannya dapat digunakan untuk bahan bakar, mengandung amoniak yang bisa mengikat nitrogen di udara sehingga mampu mengubah nitrit menjadi nitrat dengan bantuan bakteri nitrosomonas dan berfungsi menyuburkan tanaman. Prosesnya dinamakan nitrifikasi.
Selain nitrifikasi, dikenal juga siklus karbon. Siklus  karbon mampu menghasilkan bahan bakar.  Biofuel adalah bahan bakar yang tak menghasilkan peningkatan netto karbon di atmosfer, karena tumbuhan yang memproduksi biofuel ini justru menyerap karbon dioksida pada fotosintesis, meskipun karbon tersebut dilepaskan kembali ke atmosfer setelah biofuel itu dipakai. Tidak seperti bahan bakar fosil, yang melepaskan karbon yang tersimpan jutaan tahun di perut bumi ke atmosfer sebagai karbon dioksida pada proses pembakarannya (Effendi 2009). Pengembangan hasil olahan ternak kelinci harus tetap berlangsung untuk mewujudkan keinginan menjadikan desa Neglasari menjadi desa kelinci.
Jika keadaan memungkinkan, akan lebih baik apabila masyarakat desa berternak ayam buras karena ayam buras pun memiliki potensial yang tinggi untuk dikembangkan di desa Neglasari. Dari segi harga sama terjangkaunya dengan harga kelinci namun dari segi pengolahan hasil, ayam memiliki hasil yang lebih banyak yaitu :
a.       Daging dan telur ayam dapat dimanfaatkan seperti biasanya yaitu sebagai bahan makanan,
b.      Tulang rawan ayam dapat dimanfaatkan sebagai makanan ringan yaitu keripik,
c.       Usus ayam dapat dibuat menjadi keripik dan pelengkap sayur,
d.      Kulit ayam bisa dimanfaatkan menjadi keripik,
e.       Kaki ayam (ceker) biasanya dimanfaatkan untuk pelengkap mie di penjual kaki lima, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk keripik,
f.        Bulu ayam yang selama ini terbuang, dapat digunakan untuk kerajinan tangan,
g.       Kotoran ayam dapat dimanfaatkan sebagai biogas atau pupuk kompos yang sangat baik untuk pertumbuhan tanaman.
Dengan keahlian mampu mengolah hasil produksi ternak sendiri, maka hasil yang diperoleh akan lebih maksimal daripada hanya mengandalkan menjual barang pokok. Dengan cara ini pula, peningkatan mutu pangan Indonesia bisa meningkat. Jadi, peningkatan pangan di Indonesia bisa terwujud dengan baik apabila ekonomi bangsa di sektor pertanian juga meningkat.

Referensi
Admin.  2010.  http://www.tpb-ipb.ac.id.  Hasil Stadium General Pengantar Ilmu
Pertanian oleh Rektor Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. Herry
 Suhardiyanto, MSc pada bulan Januari 2010.  Jakarta [12 Mei 2010]

Anonim.  2009.  http://www.waspada.co.id/index.php.  Antrak.  Jakarta
[14 Mei 2010]

              id=1322:unmasking-anthrax-for-immune- destruction&catid=38:warta-iptek&Itemid=50.
 Penelitian dan Pengabdian. Jakarta [14 mei 2010]

Anonim.  2010.  http://lppm.ipb.ac.id/.  Ayam Buras.  Jakarta [14 Mei 2010]

Dian Sulistyo, Oki.  2010.  http://www.antarajatim.com/lihat/berita/21.  Antrak. 
Jakarta [14 Mei 2010]

Effendi, Fahmi.  2009.  http://lppm.ipb.ac.id/download/Biofuel.pdf.  Biogas. 
Jakarta [14 Mei 2010]

*Peternakan Desa Neglasari Bogor (Bogor, 15 Mei 2010)
*Peternakan Domba Desa Neglasari (Bogor, 15 Mei 2010)
 *Aku bersama seekor domba di peternakan desa Neglasari Bogor



0 comments: