Rss Feed

mengenang 14 november 2010

hari minggu, hari yang biasanya selalu saya isi dengan berdiam diri di kamar kos dengan mengerjakan tugas-tugas untuk seminggu ke depan atau hanya sekedar bermain-main di laptop kesayangan saya. namun ada yang berbeda di hari ini, agendanya adalah mencari dana untuk membantu korban bencana nasional bersama anak Fakultas Peternakan IPB. saya berangkat dari kos bersama Zarmeis (teman peternakan berikut teman kos saya) pukul 08.57 WIB. kami langsung menuju SC (Student Center) untuk berkumpul bersama relawan yang lain. ternyata yang ikut dari angkatan saya hanya tiga orang (saya, Meisy, dan Waluyo).
saya naik motor bersama Meisy dan yang lainnya naik angkutan umum. kami berkumpul di depan KFC Taman Topi Square kurang lebih pukul 10.00. kami langsung menuju pos masing-masing setelah sebelumnya telah dibagi kelompok saat berkumpul di SC. saya kebagian bersama Meisy di depan pintu stasiun Bogor. tapi ternyata tidak seramai yang kami bayangkan, sampai akhirnya kami sepakat untuk masuk stasiun. setelah mendapat ijin, kami mulai beraksi. dari kursi ke kursi, dari gerbong ke gerbong, dan dari kereta satu ke kereta yang lainnya kami mencari dana. kami beraksi sampai pukul 11.30 WIB. dana yang dapat kami kumpulkan berdua adalah Rp 325.000. kemudian kami semua berkumpul di Masjid Agung untuk shalat Dhuhur dan menghitung semuanya. Alhamdulillah... dana yang terkumpul Rp 2.280.000.
banyak kisah indah dan mengharukan yang terjadi selama saya mencari dana. banyak tipe orang di luar sana yang bisa saya ambil hikmahnya.
1. tipe orang cuek, yaitu bagi mereka yang hanya memberi kami senyuman dan mengatakan "maaf"
2. tipe orang memberi, yaitu mereka yang mau memberikan dana meski hanya Rp 500.
3. tipe orang peduli pada bencana, yaitu mereka yang tidak memikirkan nominal yang mereka berikan. nominalnya mulai dari Rp 5.000 - Rp 100.000
dari mereka semua, ada beberapa kisah yang membuat saya mengerti betapa indahnya hidup :)
1. ada sekeluarga di dalam kereta (ibu, ayah, anak laki-laki, dan dua anak perempuan). ketiga anak itu saya lihat belum ada yang melebihi batas SMP, jadi mereka masih anak-anak menurut pandangan saya. ibu dan ayahnya termasuk dalam tipe 1 saat saya datang meminta dana. namun, anak laki-laki itu dengan ikhlas mengambil dompet dari kantongnya sendiri (yang saya anggap itu adalah dompet pribadinya) dan mengambil uang Rp 1.000 untuk disumbangkan. betapa terharunya perasaan saya, di saat kedua orang tuanya tak peduli, dia mampu peduli pada kami yang ingin membantu korban bencana.
2. beberapa penjual dan penjaga di dalam stasiun, jarang dan hampir tak ada yang mau memberi kami dana. namun, ada seorang bapak penjual koran (itu pendapat saya karena beliau memakai jaket berwarna oranye seperti penjual koran kebanyakan), saat saya berpapasan dengannya, dia memberi kami dana tanpa kami mengucapkan satu kata pun. saya terharu, karena beliau mau membagi rejeki yang diperolehnya hari ini dengan korban bencana.
3. tak pernah terbayangkan oleh saya, anak-anak atau orang peminta yang lain akan memberikan dana pada kami untuk korban bencana. ternyata ada! saat saya berjalan beranjak kembali pulang, saya dihampiri oleh dua orang anak jalanan (saya memperhatikan bajunya yang dekil). mereka datang dengan canda tawa dan mengatakan, "ini, kak" sembari memasukkan uang Rp 1.000 ke kardus tempat kami meminta dana. sungguh, hal ini sangat membuat saya terharu.
4. saat saya dan Meisy duduk sekedar melepas lelah, kami dihampiri oleh seorang balita yang memberi kami uang Rp 5.000. anak itu lucu, dia bersama ayahnya. mungkin ayahnya membaca tulisan yang terpampang di kardus kami sehingga beliau meminta anaknya untuk memberikan uang itu pada kami.
yaaah, inilah sepenggal kisah indah di hari minggu. saya sempat merasa kehilangan kunci motor saya, namun ternyata tertinggal di motor dan diamankan oleh satpam setempat (terimakasih, pak).
saya pulang dengan rasa bahagia karena selain bisa membantu korban bencana, saya juga banyak mendapatkan pelajaran berharga. saya yang masih mampu memberi, sangat sulit untuk memberi. sedangkan mereka (anak jalanan itu), untuk makan saja mereka mengandalkan pemberian orang lain namun mereka mau membaginya dengan korban bencana. begitu pelitnya saya sebagai mahasiswa :'(
ya Allah, maafkan saya :')
dan berilah ketabahan pada mereka yang tertimpa musibah akhir-akhir ini, serta selamatkanlah saya dan keluarga saya di Situbondo dari bencana yang terjadi.

0 comments: